foto: helikopter dari barang bekas karya Usman. ©2021 MERDEKA.COM/Antara
Usman Jalil (65) warga Lorong Tambaksari, Kota Jambi tengah viral di media sosial. Lantaran kisahnya yang mengagumkan dan menginspirasi.
Ia hanya mengenyam pendidikan sampai kelas dua SR (sekolah rakyat). Meski tak menapaki pendidikan tinggi, Usman mampu membuktikan kemampuan dirinya.
Bermodalkan besi bekas, Usman berhasil merakit helikopter sendiri. Bahkan di rumahnya pun, ia juga memiliki lift hasil kreasi tangannya dan awet selama lima tahun.
Ingin tahu sepak terjang kakek Usman Jalil yang inspiratif? Simak ulasannya berikut ini.
Rangka Mobil dan Besi Bekas
Usman Jalil ingin mewujudkan keinginannya yang telah ada sejak 1997. Saat ditemui di kediamannya, yang menjadi bengkel dirakitnya helikopter.
Ia menceritakan kemunculan idenya. Kala dirinya masih bekerja di Saumil atau tempat pemotongan kayu. Usman acap kali keluar masuk hutan, serta melewati medan jalan yang hancur dan jarak tempuh yang terpaut jauh.
Singkat cerita, Usman berpikir keras untuk menjadikan perjalanan lebih singkat dan merakit helikopter. Meski awalnya mencoba dengan bahan rotan dan tenaga pemutar baling baling dari gergaji mesin.
Untuk menyalurkan hobinya yang menantang, Usman kembali membuat helikopter. Beralih memakai bahan sisa besi tua dan rangka mobil.
“Jadi saya pikir-pikir, sudahlah saya rancang dulu. Karena dulu juga pernah bikin, tapi pakai rotan. Sekarang saya coba pakai besi bekas,” kata Usman seperti dikutip dari kanal YouTube iNews id.
Awalnya Sering Gagal
Tak ada perjuangan yang instan, hasil yang didapat Usman pun demikian. Sekian kali dirinya menemukan kegagalan.
Tapi berkat kegigihan dan tekad yang kuat, Usman pun bangkit kembali dan kali ini berhasil helikopternya bisa terbang.
“Kalau gagalnya dak terhitung lagi, berpuluhan kali gagal,” ceritanya, dilansir dari Antara, Kamis (8/7).
Dari hasil ciptaannya tersebut, Usman ingin bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Selain itu, bisa mempermudah penyiraman dari atas.
“Harapannya saya begini, nanti kalau ada petani-petani butuh siram dari atas. Kita bisa persiapkan heli. Ini kalau perhitungan saya kalau baling-baling 20 kali 3 meter, itu daya angkat bisa sekitar 2 ton,” ungkap Usman.
Pembuatan helikopter itu sendiri memakan waktu kurang lebih tiga bulan lamanya.Usman sama sekali tak menggunakan barang baru, semuanya dari bahan bekas.
Kepala helikopter terbuat dari rangka depan mobil. Sedangkan badan helikopter berasal dari sisa-sisa besi tua. Kemudian tenaga untuk memutar baling baling menggunakan dua unit mesin kendaraan motor matic.
Meski begitu, diakuinya masih ada kekurangan dalam perakitan di antaranya tali seplin, shok breaker dan kelahar duduk. Tapi Usman tetap optimis helikopter buatannya bisa terbang lebih tinggi dan stabil.
“Ini bisa mencapai ya sekitar 500 meter enggak masalah. Ini belum naik, karena tali seplin belum ada. Proses 3 bulan, dari sebelum puasa (ramadan). Paling 30an sampai 35, ini kita beli semua,” tutur Usman.
Usman menambahkan, bahan pembuatan helikopter tersebut diperoleh dari mengumpulkan besi tua. Terutama yang ringan. Mengenai biaya, selama ini Usman tak pernah menghitung.
“Saya kumpul kumpul duit hasil penjualan depot air untuk membeli bahannya. Sudah ada juga yang menawar untuk membelinya atau memesan dibuatkan,” sambungnya.
Diremehkan Malah jadi Motivasi
Kanal YouTube iNews id ©2021 Merdeka.com
Selama proses membuat helikopter, Usman tak lepas dari olok-olokan tetangga. Bahkan dirinya sempat dimarahi oleh anak dan menantunya. Mereka menganggap hal itu hanya membuang uang saja.
Seperti diungkapkan oleh istri Usman, Nurhayati. Meski dicemooh, hal itu malah membuat Usman kian termotivasi.
Dia mengatakan selain ada penolakan dari anak dan menantu, tak sedikit warga yang meremehkan Usman mampu membuat helikopter.
“Bapak kalau sudah digituin, semangatnya tambah karena bapak pengen membuktikan ke masyarakat. Bahwa beliau bisa,” kata Nurhayati.
Bikin Lift Sendiri

Tak kalah hebatnya lagi, Usman sebelumnya pernah merakit lift sendiri di rumahnya. Lantaran memiliki hunian empat lantai, ia ingin mempermudah akses keluarganya.
Sudah lima tahun lift tersebut aktif digunakan sehari-hari dan terbilang awet. Apalagi tenaga yang dibutuhkan pun tak memakan banyak.
“Ini daya angkat bisa 1 ton lebih. Ini tombol saya pakai manual. Ini sudah lima tahun enggak pernah macet. Daripada jalan kaki kan susah kita. Kalau watt-nya sudah saya ubah jadi kecil, setara pompa air,” papar Usman seperti dikutip dari kanal YouTube Fitriani Ulinda.
sumber: MERDEKA.COM